Pengertian lain dari puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat (James Reevas).
Puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal (Thomas Carlye). Puisi
merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah
dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo). Puisi merupakan bentuk
pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek
keindahan (Herbert Spencer)
Jenis Puisi
1. Puisi lama
2. Puisi baru
A. Puisi Lama
Puisi lama
adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti Jumlah kata dalam
1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima), Banyak suku kata tiap
baris dan Irama
1.
Jenis puisi lama
Mantra adalah ucapan-ucapan yang
dianggap memiliki kekuatan gaib
Pantun adalah puisi yang bercirikan
bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2
baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun
menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki,
jenaka.
Karmina adalah pantun kilat seperti
pantun tetapi pendek.
Seloka adalah pantun berkait.
Gurindam adalah puisi yang berdirikan
tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab
dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Talibun adalah pantun genap yang tiap
bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
B. Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak
terikat oleh aturan. bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi
jumlah baris, suku kata, maupun rima
2. Jenis Puisi Baru
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan)
larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi
a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren
dalam bait-bait berikutnya
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah
air, atau pahlawan.
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang
yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun,
membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu
atau peristiwa umum.
Epigram adalah puisi yang berisi
tuntunan/ajaran hidup
Romansa adalah puisi yang berisi luapan
perasaan cinta kasih
Elegi adalah puisi yang berisi ratap
tangis/kesedihan
Satire adalah puisi yang berisi
sindiran/kritik
Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya
terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri
atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Kuatrain, puisi yang tiap baitnya
terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya
terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya
terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
Septime, adalah puisi yang tiap baitnya
terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap
baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
Soneta, adalah puisi yang terdiri atas
empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing
empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris
Struktur Puisi
A. Struktur fisik puisi
Diksi yaitu
pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya
Imaji yaitu kata
atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Kata konkret
yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya
imaji.
Gaya bahasa yaitu
penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan
konotasi tertentu.
Rima/Irama adalah
persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Tipografi yaitu
bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri,
pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan
pemaknaan terhadap puisi.
B. Sruktur Batin Puisi
Tema/makna (sense);
media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna,
maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.
Rasa (feeling),
yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Nada (tone),
yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan
rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja
sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja
kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar