Makanan sangatlah penting bagi setiap makhluk hidup. Karena makanan
adalah sumber energi bagi kita untuk dapat melakukan kegiatan
sehari-hari. Tetapi makan dapat menjadikan hal yang berbahaya bagi kita
jika hal itu kita lakukan berlebihan. Sering kita mendengar kata
obesitas.
Obesitas, atau yang lebih dikenal dengan kegemukan, secara ilmiah adalah penimbunan lemak yang berlebihan daripada kebutuhan normal tubuh. Tetapi, permasalahan obesitas ini tak hanya dialami kaum perempuan. Kaum lelaki pun banyak yang berhadapan dengan permasalahan ini. Memiliki tubuh ramping, langsing, dan sempurna tak lagi dambaan kaum perempuan semata. Keinginan tampil sempurna menjadi impian setiap orang.
Sesungguhnya obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese), yang mana kondisi ini disebabkan adanya penumpukan jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh (adipocytes). Dengan kata lain, obesitas adalah keadaan di mana seseorang memiliki berat badan lebih berat jika dibandingkan dengan berat idealnya.
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:
serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti denganmakan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.
Dalam perbandingan normal antara lemak tubuh dan berat badan, pria memiliki kadar yang berkisar 18-23%. Sedangkan wanita berkisar 25-30%. Ini menunjukkan perempuan memiliki kadar lemak tubuh yang lebih banyak daripada lelaki.
Untuk mengatasi obesitas, bisa dilakukan dengan cara mengubah pola makan atau yang biasanya dikenal dengan diet dan melakukan olahraga yang teratur. Tetapi, sebaiknya hal itu dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter. Kenapa? Hal itu diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya obesitas. Terkadang, dalam melakukan diet dan olahraga tersebut, seseorang memerlukan obat untuk membantu tubuh menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru itu.
Obesitas, atau yang lebih dikenal dengan kegemukan, secara ilmiah adalah penimbunan lemak yang berlebihan daripada kebutuhan normal tubuh. Tetapi, permasalahan obesitas ini tak hanya dialami kaum perempuan. Kaum lelaki pun banyak yang berhadapan dengan permasalahan ini. Memiliki tubuh ramping, langsing, dan sempurna tak lagi dambaan kaum perempuan semata. Keinginan tampil sempurna menjadi impian setiap orang.
Sesungguhnya obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese), yang mana kondisi ini disebabkan adanya penumpukan jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh (adipocytes). Dengan kata lain, obesitas adalah keadaan di mana seseorang memiliki berat badan lebih berat jika dibandingkan dengan berat idealnya.
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:
- Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
- Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
- Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.
serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti denganmakan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.
- Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
- Hipotiroidisme
- Sindroma Cushing
- Sindroma Prader-Willi
- Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
- Obat-obatan. Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.
- Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
- Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
Dalam perbandingan normal antara lemak tubuh dan berat badan, pria memiliki kadar yang berkisar 18-23%. Sedangkan wanita berkisar 25-30%. Ini menunjukkan perempuan memiliki kadar lemak tubuh yang lebih banyak daripada lelaki.
Untuk mengatasi obesitas, bisa dilakukan dengan cara mengubah pola makan atau yang biasanya dikenal dengan diet dan melakukan olahraga yang teratur. Tetapi, sebaiknya hal itu dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter. Kenapa? Hal itu diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya obesitas. Terkadang, dalam melakukan diet dan olahraga tersebut, seseorang memerlukan obat untuk membantu tubuh menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar